Terbuka dan Saling Membuka Diri

Untuk pertama kali, semenjak bulan lalu yang membawa luka dalam hati. Jemari-jemari kembali mendial angka berjejer rapi di layar hadapanku. Angka-angka yang membuatku rindu akan suara yang mengalun indah di telinggaku. Tapi itu dulu saat semua belum berakhir dengan kata perpisahan, yang justru membuatku terpuruk dirundung pilu.
Hari ini, di bawah langit yang terang akan persahabatan, aku meyakinkan diri untuk kembali mendengar suaramu. Sekadar mengobati rindu yang tertanam dalam kalbu. Meski tersimpan perih akan luka waktu itu, tapi tak dapat kupungkiri bahwa aku rindu akan kasih sayangmu. Bahkan air mataku telah luruh sebelum bunyi dering menghubungkan ke tempatmu.
Biarlah rasa ini aku yang mengobatinya, tak perlu kau tangisi apa yang telah terjadi. Sebab, aku ingin melupakan semua yang pernah menggores hati hingga tak akan kuingat lagi. Akan kusimpan semua cerita pedih ini meski tertuang dalam coretan pena di diary.
Cukup dengarkan lagu 'Diary Depresiku' maka kamu akan tahu apa yang kurasakan saat ini. Tolong jangan memandangku sesedih itu. Aku baik-baik saja. Jangan lihat air mataku yang meluruh membasahi inci pipi, tapi lihatlah aku yang mampu tersenyum dalam diri menutup luka yang perih.